Selasa, 01 Februari 2011

Taman Jadikan Rumah Tak Bernyamuk


KEBERADAAN taman di sekitar hunian berfungsi untuk menyejukkan dan menyegarkan rumah. Taman juga mampu mengakomodasi kebutuhan seluruh penghuni rumah akan sarana rekreasi yang menyenangkan.

Masalah terjadi ketika kebersihan sekitar area rumah dan taman sering kali tidak diperhatikan dengan baik. Tak dimungkiri, terkadang kita kurang memperhatikan keberadaan area sekitar taman bila ada genangan air setelah turun hujan dan penumpukan bekas-bekas sampah tanpa membakar ataupun membuangnya secara tepat. Alhasil, areal sekitar rumah menjadi banyak nyamuk dan sarana rekreasi instan Anda itu pun jadi terganggu lantaran hal tersebut.


Seperti kita ketahui, nyamuk adalah wabah yang harus dimusnahkan. Sebab, berbagai jenis penyakit bisa menjangkit setiap orang yang digigit nyamuk. Semisal penyakit malaria, demam berdarah, dan kaki gajah.

Menurut arsitek Probo Hindarto, banyak hal dapat dijadikan alasan kenapa sekitar rumah dan taman kerap “kedatangan” nyamuk. Beberapa di antaranya dari segi kebiasaan pemilik rumah. Probo menyebutkan, biasanya yang menyebabkan banyak nyamuk adalah genangan air, baik itu dalam wadah maupun genangan air yang tidak bisa meresap atau menguap. Selain dari wilayah sekitar rumah, nyamuk juga berasal dari daerah sekitar rumah, terutama bila dekat dengan perairan yang sering digunakan nyamuk untuk bertelur.


Probo mengatakan, kebiasaan sehari-hari menyimpan air dalam berbagai wadah, seperti gentong, bak air, maupun wadah-wadah kecil, itu dapat memberi kesempatan nyamuk untuk bertelur. “Demikian juga dengan rembesan, genangan kecil, ceruk, atau lubang pada lantai, dinding, dan sebagainya, rawan menjadi tempat bertelur nyamuk,” sebutnya.


Beberapa benda yang memungkinkan genangan sehingga nyamuk bisa bertelur di sana, antara lain tangki/drum, vas bunga, pot bunga, kolam hias, talang air, wadah minum hewan, jebakan semut/cawan air di bawah kaki meja, ban bekas, peralatan, ember, kaleng bekas, lubang pohon, dan lubang batu. Lantas, bagaimana cara kita agar bisa memperlakukan taman dan sekitar rumah dengan baik serta tidak banyak nyamuk?

Probo menyebutkan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyamuk di sekitar rumah. Pertama yakni dengan cara instan. Instan di sini maksudnya adalah menggunakan semprotan antinyamuk atau menggunakan obat nyamuk bakar. Keduanya merupakan bahan kimia yang cukup berbahaya. Kendati demikian, dua cara tersebut terbilang ampuh untuk mengurangi keberadaan nyamuk.

Cara lain yaitu dengan penyelesaian desain secara arsitektural, yakni cara yang alami. Salah satunya dengan menggunakan tanaman sebagai pengusir nyamuk. Beberapa jenis tanaman tertentu mengeluarkan bau yang tidak disukai oleh nyamuk.

Misalnya, Probo menyebutkan, tanaman zodiac, selasih, geranium, lavender, sereh, dan akar wangi.

Beberapa di antara tanaman yang memiliki aroma penghalau nyamuk biasanya merupakan tanaman hias, dan merupakan tanaman obat dengan khasiat lebih dari sekadar menghalau nyamuk. “Dari berbagai tanaman ini, ada pula yang bisa disuling bunga, biji, dan daunnya untuk menghasilkan minyak yang dapat digunakan sebagai pengganti
lotion antinyamuk yang penuh dengan bahan kimia,” ungkap Probo.

Namun, adanya tanaman pengusir nyamuk tersebut di rumah, bukan berarti wabah penyakit akibat nyamuk bisa langsung hilang. Sebab, jika Anda tidak menyelinginya dengan penataan tanaman yang baik dan benar, bukan tidak mungkin nyamuk tetap akan bersarang di taman dan sekitar rumah.

Untuk itu, sebelum mengaplikasikan tanaman-tanaman tersebut, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Misalnya lokasi terdapat bukaan atau tempat yang sering dilewati nyamuk. Probo menyebutkan, jenis pohon yang biasa digunakan ada bermacam-macam. Penting untuk meletakkannya pada area terdapat bukaan atau tempat yang mungkin sering dilalui nyamuk, seperti jendela dan di sekitar ventilasi. Terdapat juga cara yang bisa ditempuh melalui desain arsitektur rumah yang memperhatikan bukaan-bukaan di atas taman dalam rumah.


Seperti kita ketahui, taman dalam rumah biasanya memiliki lubang udara di bagian atas untuk memasukkan cahaya dan hawa alami. Pada area di atas taman yang terbuka ini, Anda dapat mengombinasikan antara struktur atap dan bukaan bebas yang ditutup dengan kasa nyamuk. Misalnya, Probo menyebutkan, menutup sebagian atap taman dengan polykarbonat (lebih baik kaca karena tembus cahaya matahari), dan menutup sisa lubang dengan kasa nyamuk dengan menggunakan struktur besi atau bahan lain.

Dengan demikian, Anda akan menahan nyamuk masuk sejak dari taman, dengan memperlakukan taman sebagai bagian dari ruang dalam. Yang perlu diperhatikan pada desain semacam ini adalah, penghawaan alami harus tetap lancar. Demikian pula dengan penyelesaian teknis bangunan dan pekerjaan plumbing untuk mencegah air tergenang di bagian rumah. Hal ini juga berkaitan dengan sistem sanitasi dan drainase rumah, yaitu sistem dalam rumah untuk mengalirkan limbah dan mencegah penyakit yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah sampah rumah.


Guna memaksimalkan pengurangan nyamuk yang masuk ke dalam rumah, Anda bisa memanfaatkan kasa dengan memasangnya di beberapa bagian rumah yang terbuka. Misalkan jendela, ventilasi, bahkan pintu di mana bentuk dan variasinya dapat disesuaikan dengan tema rumah.

(SINDO//tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar